SEJARAH MUSEUM KONFERENSI
ASIA AFRIKA
Karya Tulis ini Diajukan untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti
Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Ujian
Akhir Sekolah (UAS)
pada SMP Negeri 1 Karangsambung
Tahun Pelajaran 2014/2015
Disusun oleh :
1. Gus Hanifah Nur Anisya (14)
2.
Rina Puspita
Ningtiyas (24)
3.
Rina Rosidah (25)
SMP NEGERI 1 KARANGSAMBUNG
KEBUMEN
2014/2015
LEMBAR PENGESAHAN
Karya ilmiah
dengan judul “SEJARAH MUSEUM KONFERENSI
ASIA AFRIKA “ ini telah diteliti dan disetujui oleh Guru Pembimbing dan
disahkan oleh Kepala SMP Negeri 1 Karangsambung pada :
Hari :……………………………………………………
Tanggal :……………………………………………………
Mengetahui,
Kepala
Sekolah Pembimbing
Drs. S. NUR WIDAYAT DJATMIKO P.W
NIP. 19681207 199903 1 003 NIP.
MOTTO
Tiada
Hari Tanpa Prestasi
Carilah
Ilmu Hingga Ke Negeri China
Kegagalan Adalah Keberhasilan yang
Tertunda
Buku Adalah Jendela Dunia
Gantungkan Cita-citamu Setinggi
Bintang Dilangit
Fighting Poverty Through Education
Dream, Believe, Achieve
A Big Journey Begins With Little
Step
Lets Make Better Mistakes
Tommorow
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada:
v Allah SWT.
v Ayah dan Ibu tercinta.
v Guru Pembimbing serta Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 1Karangsambung.
v Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri 1Karangsambung.
v Teman-teman di SMP Negeri
1Karangsambung.
v Pembaca yang budiman
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan
Hidayahnya–Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah dalam rangka
syarat untuk memenuhi salah satu tugas akhir semester dan tugas akhir dalam
menempuh Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2014/2015. Selesainya penyusunan
laporan ini atas bantuan dan dukungan berbagai pihak oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
terutama kepada :
1.
Bapak Drs. S. Nur Widayat, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Karangsambung.
2.
Bapak Djatmiko P.W, selaku pembimbing karya ilmiah.
3. Bapak / Ibu Guru, Staff TU dan para Panitia Study Wisata SMP Negeri
1 Karangsambung yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis dalam program
kegiatan ini.
4.
Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan sumbang saran serta
pemikirannya sehingga terselesaikannya karya ilmiah ini.
Akhirnya Semoga Allah
SWT membalas amal baiknya, dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Karangsambung, Januari 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... ii
MOTTO..................................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................................. vi
BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang
Masalah...................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian................................................................................................. 2
D. Langkah – Langkah
Penelitian............................................................................ 2
E. Manfaat Penelitian............................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN....................................................................................... 4
Museum Konferensi Asia Afrika............................................................................. 4
BAB III : PENUTUP................................................................................................ 11
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 11
B. Saran – saran........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Laporan
ini mempunyai latar belakang masalah tentang sejarah Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Asia Afrika Tingkat Tinggi ( di singkat KTT Asia Afrika atau KAA,
kadang juga di sebut konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara
– negara baru saja memperoleh kemerdekaan.
Sebelum perang dunia II, negara –
negara dunia ketiga yang berada di kawasan benua Asia Afrika umumnya adalah
daerah jajahan. Namun setelah berakhirnya perang dunia II
pada agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di antara
bangsa -- bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan keamanan. Ternyata di
belahan bumi di beberapa peloksok dunia masih ada masalah dan muncul masalah
yang mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung.
Sementara itu bangsa –
bangsa di dunia, terutama bangsa – bangsa Asia Afrika, sedang di landa
kekhawatiran akibat makin di kembangkannya pembuatan senjata nuklir yang bisa
memusnahkan umat manusia. Situasi dalam negeri di beberapa negara Asia Afrika
yang telah merdeka pun masih terjadi konflik antar kelompok masyarakat sebagai
akibat masa penjajahan ( politik devide et impera ) dan perang dingin antar
blok dunia tersebut.
Walaupun pada masa itu
telah ada badan internasional yaitu Perserikatan Bangsa – Bangsa ( PBB ) yang
berfungsi menangani masalah – masalah dunia, namun nyatanya badan ini belum
berhasil menyelesaikan persoalan tersebut. Sedangkan kenyataannya, akibat yang
di timbulkan oleh masalah – masalah ini, sebagian besar di derita oleh bangsa –
bangsa di Asia Afrika.
Bangsa Indonesia menjunjung tinggi
perdamaian dunia sebagaimana amanat Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945.
Karenanya, bangsa Indonesia selalu ingin menciptakan perdamaian dunia. Usaha
Indonesia ternyata mendapat dukungan dari empat negara Asia, yaitu India,
Pakistan, Burma (Myanmar) dan Srilanka yang kemudian menyelenggarakan
Konferensi Asia Afrika antara 18 – 24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung
yang di koordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Sunario dengan
tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi
dan kebudayaan Asia – Afrika dan melawan kolonialisme dan neokolonialisme
Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Kondisi tersebutlah yang mendorong
negara – negara yang baru merdeka untuk menggalang persatuan dan mencari jalan
keluar demi meredakan ketegangan dunia dan memelihara perdamaian.
B. Perumusan
Masalah
1.
Bagaimana museum Konferensi Asia
Afrika ?
2.
Bagaimana Sejarah Konferensi Asia
Afrika ?
3.
Apakah Manfaat Konferensi Asia
Afrika Bagi Indonesia dan Negara – Negara Asia Afrika lainnya?
C. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam
penelitian di museum Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui Museum Konferensi
Asia Afrika yang ada di Bandung
2.
Untuk mengetahui sejarah Konferensi
Asia Afrika
3.
Untuk memenuhi salah satu Tugas
Akhir Sekolah
D. Langkah
– langkah Penelitian
Adapun langkah – langkah yang
penulis tempuh dalam penelitian di museum Konferensi Asia Afrika ialah sebagai berikut :
1.
Penentuan Lokasi Peneltiian
Dalam hal ini penulis menentukan
lokasi penelitian di Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung dengan alasan :
a. Adanya relevansi dengan masalah
yang penulis bahas
b. Menghindari hal – hal seperti copy
paste Laporan Study Wisata dari tahun – tahun sebelumnya.
2.
Jenis Data
Di tinjau dari jenisnya, data dapat
di kategorikan menjadi dua bagian, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Dalam
hal ini penulis menentukan jenis data kualitatif. Data kualitatif adalah data
yang berhubungan dengan karakteristik misalnya, baik, sedang, kurang baik dan
tidak baik. Untuk memperoleh data kualitatif penulis melakukan kegiatan
Observasi ( Penelitian ).
3.
Sumber Data
Sumber data di kategorikan menjadi
data primer dan data sekunder. Dalam hal ini penulis menentukan sumber data
sekunder yang di ambil dari berbagai buku, internet dan Informasi dari pemandu
wisata saat peelitian berlangsung serta tulisan – tulisan yang relevan sesuai
dengan judul penelitian.
4.
Pengumpulan Data
Dalam penulisan penelitian yang
tertuang dalam Laporan ini, penulis menggunakan tekhnik – tekhnik penulisan
yaitu sebagai berikut :
a. Obsevasi
Observasi adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan
cara melakukan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak
langsung.Observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang diinginkan
penulis tetang sejarah Museum Asia Afrika.
b. Studi Pustaka
Tekhnik penulis lakukan dengan melalui penelaahan atau
mempelajari buku-buku sumber yang ada kaitannya dengan masalah-masalah yang
sedang penulis teliti hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang
akhirnya dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian
empiric serta dapat mendukung terhadap pemikiran-pemikiran yang diajukan.
- Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat Penelitian ini adalah :
1. Dapat mengetahui bagaimana cara
membuat Laporan
2. Dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan yang luas dari luar sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
Museum
Konferensi Asia Afrika
Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) atau Gedung Merdeka
merupakan Museum Sejarah Politik Luar Negeri Republik Indonesia yang berlokasi
di Jl. Asia Afrika No. 65 Bandung. Gedung yang digunakan sebagai ruang tata
pameran museum dibangun pada tahun 1940
oleh Arsitek A.F. Aalbers dengan gaya arsitektur Moderism with Art Deco Influences.
Sedangkan Gedung Merdeka, dibangun untuk pertamakalinya pada tahun 1895 dan
selanjutnya secara berturut-turut pada tahun 1920 dan 1928 gedung tersebut
direnovasi kembali sehingga menjadi gedung dalam bentuknya yang sekarang. Pembangunan gedung ini dirancang
oleh dua arsitek berkebangsaan Belanda bernama VAN GALLEN LAST dan CP. WOLFT
SCHOEMAKER, Profesor di Techniche hogeschool atau ITB sekarang. Di gedung
inilah Konferensi Asia Afrika berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955.
Pendirian Museum KAA merupakan gagasan dan prakarsa Prof.
Dr. Mochtar Kusumaatmaja, SH.,LL.M. Sebagai Menlu RI (1978-1988) beliau kerap
bertatap muka dan berdialog dengan para pemimpin Negara dan Bangsa Asia Afrika.
Dalam kesempatan tersebut, beliau sering memperoleh pertanyaan tentang Gedung
Merdeka dan Kota Bandung. Berulangkali pembicaraan tersebut diakhiri oleh
pernyataan keinginan mereka untuk dapat mengunjungi kota Bandung dan Gedung
Merdeka. Terilhami oleh hal tersebut, maka muncullah gagasan untuk mengabadikan
Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 sebagai
tonggak terbesar keberhasilan politik luar negeri Indonesia. Jiwa, semangat dan pengaruh KAA telah
menyebar ke seluruh dunia, terutama bumi Asia Afrika, sehingga mereka ingin
bernostalgia mengunjungi tempat diselenggarakannya.
Gagasan tersebut di aktualisasikan
dalam bentuk pendirian Museum KAA di Gedung Merdeka Bandung. Maka pada
kesempatan Forum Rapat Panitia Peringatan 25 tahun KAA tahun 1980 yang dihadiri
oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dilontarkanlah gagasan pendirian museum
tersebut . Gagasan tersebut memperoleh sambutan
baik, terutama dari Presiden Republik Indonesia Soeharto. Sejak itu, salah
satu aktivitas Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika adalah
mewujudkan rencana tersebut.
Gagasan pendirian museum kemudian diwujudkan oleh Joop Ave,
sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 tahun KAA dan Dirjen Protokol dan
Konsuler Deplu (1980-1982), bekerjasama dengan Depdikbud, Deppen, Pemda
Provinsi Jawa Barat dan Universitas
Padjadjaran. Perencanaan dan Pelaksanaan teknis dikerjakan oleh PT. Decenta
Bandung. Museum KAA diresmikan oleh
Presiden Soehato pada tanggal 24 April
1980, sebagai puncak Peringatan 25 Tahun KAA.
1.
Latar Belakang Museum Konferensi Asia Afrika
Latar
belakang di bangunnya museum ini adalah adanya keinginan dari para pemimpin
bangsa – bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka dan
sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri
Luar Negeri Republik Indonesi, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M
memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada
forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang
dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai
wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan
pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi
Asia Afrika.
2. Nama,
Status dan Sifat
Nama Museum ini adalah Museum Konferensi Asia Afrika. Nama
tersebut di gunakan untuk mengenang peristiwa Konferensi Asia Afrika yang
menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi bangsa – bangsa Asia Afrika.
Museum ini di bangun oleh
Pemerintah Republik Indonesia dan berada di bawah wewenang Departeman
Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara pengelolalanya di bawah koordinasi
Departemen Luar Negeri dan Pemerintah Daerah tingkat 1 Provinsi Jawa Barat.
Pada 18 Juni. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan ke Departemen Luar Negeri di bawah pengawasan Badan Penelitian
dan Pengembangan Masalah Luar Negeri. Pada tahun 2003 di lakukan
restrukturisasi di tubuh Departemen Luar Negeri dan Museum Konferensi Asia
Afrika di alihkan ke Ditjen Informasi, Diplomasi Publik, dan Perjanjian
Internasionnal. Saat ini, UPT Museum Konferensi Asia Afrika berada dalam
koordinasi Direktorat Diplomasi Publik. Museum ini menjadi museum sejarah bagi
perjuangan politik luar negeri Indonesia.
3. Tujuan
Tujuan
pendirian museum KAA, di rumuskan dalam poin – poin kalimat sebagai berikut :
a.
Menyajikan
peninggalan – peninggalan, informasi yang berkaitan dengan KAA, termasuk latar
belakang, perkembangan konferensi tersebut, social budaya, da peran bangsa –
bangsa, Asia Afrika, khususnya bangsa Indonesia dalam percaturan politik da
kehidupan dunia
b.
Mengumpulkan,
mengolah, dan menyajikan buku – buku, majalah, surat kabar, naskah, dokumen,
dan penerbian lainnya yang berisi uraian dan informasi mengenai kegiatan dan
peranan bangsa – bangsa Asia Afrika dan Negara– Negara berkembang dalam
percaturan politik dan kehidupan dunia serta social budaya Negara – Negara
tersebut
c.
Melakukan
penelitian tentang masalah – masalah Asia Afrika dan Negara– Negara berkembang
guna menunjang kegiatan peendidikan dan penelitian ilmiah di kalangan pelajar,
mahasiswa, dosen, dan pemuda Indonesia serta bangsa– bangsa Asia Afrika pada
umumnya, dan member masukan bagi kebijakan pemerintah dalam kegiatan politik
luar negeri
d.
Menunjang
upaya – upaya dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional, pendidikan
generasi muda, dan peningkatan kepariwisataan
e.
Menunjang
upaya – upaya untuk menciptakan saling pengertian dan kesatuan pendapat serta
meningkatkan volume kerjasama di antara
bangsa – bangsa Asia Afrika dan bangsa – bangsa lainnya di dunia.
4. Fasilitas
Fasilitas yang ada di museum Konferensi Asia Afrika
sebagai berikut :
a.
Ruang pameran tetap
Museum Konferensi Asia Afrika
memiliki ruang pameran tetap yang memamerkan sejumlah koleksi berupa benda –
benda tiga dimensi dan foto – foto dukumenter peristiwa pertemuan Tug,
Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
Selain itu di pamerkan juga foto mengenai :
Ø Peristiwa
yang melatar belakangi lahirnya Konferensi Asia Afrika
Ø Dampak
Konferensi Asia Afrika bagi dunia Internasional
Ø Gedung
Merdeka dari masa ke masa
Ø Profil
Negara – Negara peserta konferensi Asia Afrika yang di muat dalam multimedia
Dalam rangka menyambut kunjungan Delegasi Konferensi Tingkat
Tinggi Gerakan Nonblok tahun 1992 di
mana Indonesia terpilih sebagai tempat konferensi tersebut dan menjadi Ketua
Gerakan Nonblok, di buatlah diorama yang menggambarkan situasi pembukaan Konferensi
Asia Afrika tahun 1955. Seperti penataan kembali Ruang Pameran, dan sebagainya.
Berikut ini uraiannya :
1.
Penataan kembali Ruang Pameran Tetap
“ Sejarah Konferensi Asia Afrika 1955”
Dalam
rangka Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 dan Peringatan 50 Tahun
Konferensi Asia Afrika 1955 pada 22 – 24 April 2005, tata pameran Museum
Konferensi Asia Afrika di renovasi atas prakarsa Menteri Lar Negeri Dr. N. Hasan Wirajuda. Penataan kembali
Museum tersebut di laksanakan atas kerja sama Departemen Luar Negeri dengan
Sekretariat Negara dan Pemerintah Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr. N.
Hassan Wirajuda. Provinsi Jawa Barat. Perencanaan dan pelaksanaan teknisnya
dikerjakan oleh Vico Design dan Wika Realty.
2.
Rencana
Pembuatan Ruang Pameran Tetap “Sejarah Perjuangan Asia Afrika” dan Ruang
Identitas Nasional Negara-negara Asia Afrika (2008).
Departemen
Luar Negeri RI mempunyai rencana untuk mengembangkan Museum Konperensi Asia
Afrika sebagai simbol kerja sama dua kawasan dan menjadikannya sebagai pusat
kajian, pusat arsip, dan pusat dokumentasi. Salah satu upayanya adalah dengan
menambah beberapa ruang pameran tetap, yang memamerkan sejumlah foto dan benda
tiga dimensi mengenai Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (New Asian African Strategic
Partnership/NAASP) serta berbagai materi yang menggambarkan budaya dari
masing-masing negara di kedua kawasan tersebut.
Pengembangan museum ini direncanakan terwujud pada April
2008, bertepatan dengan Peringatan tiga tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia
Afrika.
5. Perpustakaan
Untuk menunjang kegiatan Museum
Konferensi Asia Afrik, pada 1985 Abdullah Kamil ( waktu itu Kepala Perwakilan
Kedutaan Besar Republik Indonesia di London memprakarsai di buatnya sebuah
perpustakaan.
Perpustakaan ini memiliki
sejumlah buku mengenai sejarah, social, politik, dan budaya Negara – Negara di
Asia Afrika, dan Negara – Negara lainnya. Dokumen mengenai Konferensi Asia
Afrika dan Konferensi – konferensi lainnya, serta surat kabar yang bersumber
dari sumbangan / hibah dan pembelian.
6. Audio
Visual
Bersamaan dengan berdirinya
perpustakaan, di siapkan pula ruang audio visual pada tahun 1985. Ruang
tersebut juga di prakaesai oleh Abdullah Kamil.
Ruangan ini menjadi sarana untuk
penayangan film – film documenter mengenai kondisi dunia hingga tahun 1950-an,
Konferensi Asia Afrika da Konferensi – konferensi lanjutannya, serta film –
film mengenai kebudayaan dari Negara – Negara Asia Afrika.
7. Riset
Museum Konferensi Asia Afriak
meningkatkan berbagai studi mengenai Asia Afrika dan luar negeri serta
memfasilitasi penelitian – penelitian dalam luar negeri yang di lakukan oleh
para penelitian dan mahasiswa.
8. Aktivitas
Museum Konferensi Asia Afrika
Menyelenggarakan :
Ø Pemandu.
Pemandu dilakukan kepada
pengunjung, baik kunjungan resm tamu pemerintah maupun kunjungan kelompok /
umum.
Ø Pameran
temporer.
Museum konferensi Asia Afrika
menyelenggarakan pameran temporer dalam upaya mengedukasi public berkaitan
dengan pelaksanaan politik luar negeri dan sejarah diplomasi Indonesia. Pameran
temporer ini di lakukan juga di lokasi – lokasi di luar Museum Konferensi Asia
Afrika.
Ø Komunitas.
Di museum ini terdapat komunitas
masyarakat yang di bentuk dan di dukung oleh Museum Konferensi Asia Afrika.
Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai sejarah, politik Internasional, wawasan kebangsaan mengingat
tantangan yang di hadapi dalam politik luar negeri Indonesia dimasa yang akan
dating, dalam diplomasi public naupun diplomasi antarwarga ( citizen
diplomacy ). Beberapa kegiatan yang di selenggarakan bekerjasama dengan
komunitas diantaranya : Diskusi Buku, Diskusi Film, berbagai Festival, Klab
Budaya, Pameran, dan lain – lain.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Dari semua yang telah kami tulis, kami dapat menyimpulkan
bahwa Museum Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu museum sejarah Politik
Luar Negeri republic Indonesia yang berolaki di Gedung Merdeka Bandung. Museum
yang memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung Merdeka.
Di bangunnya Museum Konferensi Asia Afrika adalah adanya keinginan dari para
pemimpin bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung
Merdeka dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini
membuat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar
Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide
tersebut disampaikannya pada forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi
Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr.
Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan
peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.
Oleh karena itu, Objek wisata yang kami kunjungi yaitu,
Museum Konfrensi Asia Afrika (KAA) Bandung ini memiliki keindahan dan menyimpan
sejarah-sejarah yang luar biasa serta menarik untuk di kunjungi terutama di
kalangan pelajar.
- Saran – saran
Adapun
Saran – saran kami untuk kedepannya yaitu :
v Kita
harus menjaga dan melestarikan Museum-museum bersejarah yang ada di Indonesia,
Khususnya Museum Konferensi Asia Afrika
v Kita
harus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di masa yang akan dating
v Harapan
kami, jika nanti di adakan Study Wisata, waktu yang di berikan kepada siswa
untuk melakukan Observasi lebih banyak lagi dan harus sesuai jadwal yang telah
di tentukan.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar